Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kabupaten BanyuasinSumatera Selatan

Warga Binaan Lapas II Banyuasin Ikuti Pelatihan Tenun Kain Jumputan

99
×

Warga Binaan Lapas II Banyuasin Ikuti Pelatihan Tenun Kain Jumputan

Sebarkan artikel ini

Relasipublik.com | Banyuasin – Lapas Kelas IIA Banyuasin bekerjasama dengan Balai latihan Kerja (BLK) Kabupaten Banyuasin menyelenggarakan pelatihan kerajinan kain jumputan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP), Rabu (14/10/2020). Banyuasin Sumatera Selatan.

Kain jumputan merupakan salah satu kerajinan tenun tradisional yang berasal dari Sumatera dan Jawa. Di Sumatera Selatan sendiri, kain ini cukup Populer dengan beragam inovasi motif yang modern sehingga masih diminati oleh semua kalangan. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan, tidak terkecuali bagi mereka yang sedang menjalani pidananya di dalam lapas.

Berkaitan dengan hal tersebut,
Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin melalui Kasi Kegiatan Kerja mengatakan, warga binaan yang diikutsertakan dalam pelatihan ini berjumlah 20 orang. Mereka semua dilatih mulai dari pembuatan motif, pencelupan kain ke dalam air berwarna, hingga penjemuran kain. Motif yang dibuat pun memiliki khas daerah Sumatera Selatan yakni adanya corak bintik tujuh, kembang janur, bintik lima, bintik sembilan, bintang lima dan bintik-bintik.

Kegiatan ini sudah berlangsung sejak sebulan yang lalu dan dengan bimbingan dari instruktur dari BLK yang merupakan pemilik usaha kain tenun dari Palembang.

“Melalui pelatihan kerajinan kain jumputan ini, selain ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia khususnya Sumatera Selatan, yang diharapkan yaitu WBP dapat memiliki pengetahuan dan skill atau keterampilan mengolah kain jumputan yang dapat digunakan sebagai modal saat bebas nantinya.

Sementara itu, warga binaan Permasyarakatan sebagai peserta pelatihan ini terlihat antusias mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan kerajinan kain jumputan ini akan membuatnya paham bagaimana cara mengolahnya mulai dari proses awal hingga selesai.

“Mudahan-mudahan ketika bebas nanti ilmu ini bisa berguna untuk diri saya dan keluarga,” ujarnya (Agus).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *