Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kota PalembangSumatera Selatan

Pelatihan Peningkatan Kemampuan Dalmas Polda Sumsel

176
×

Pelatihan Peningkatan Kemampuan Dalmas Polda Sumsel

Sebarkan artikel ini

Relasipublik.com | Palembang – Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri.S, MM., membuka secara resmi Pelatihan Peningkatan Kemampuan Dalmas Polda Sumsel gelombang ke 2

Pelatihan tersebut dilaksanakan di Iapangan komplek Paakri Palembang yang dihadiri oleh para Pejabat utama Polda Sumsel dan diikuti oleh peserta dari Dit Sabhara Polda Sumsel serta perwakilan Polres yang tidak melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2020. Jum’at, (13/11/2020).

Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S, MM., pada arahannya mengatakan bahwa dalam pelatihan Dalmas ini diikuti oleh 125 Anggota Polri Dalmas Sabhara dan perwakilan dari Polres jajaran Polda Sumsel yang Kabupaten/kotanya tidak melaksanakan Pilkada Tahun 2020.

Polres-polres tersebut adalah
1. Polrestabes Palembang
2. Polres OKI
3. Polres Muara Enim
4. Polres Lahat
5. Polres Prabumulih
6. Polres Banyuasin
6. Polres Pagar Alam
7. Polres Lubuk linggau
8. Polres Muba dan
9. Polres Empat lawang
Masing-masing Polres mengikut sertakan 25 personil.

Setelah gelombang pertama Kegiatan dilanjutkan gelombang kedua digelar selama 2 hari dilapangan Pakri dan dilatih langsung oleh Dir Samapta Polda Sumsel Kombes Pol Djuwito Purnomo S.ik. bersama wadir AKBP M Fijar Muslim, AKBP. Gun Heriyadi S.ik. dan AKBP Arief Wibowo SH.

Dengan waktu hanya dua hari ini tidaklah mungkin peserta dapat menyerap segala ilmu yang ditularkan oleh pelatih namun setidaknya ada gambaran bagaimana cara menghadapi massa atau aksi Demo.

“Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiap siagaan anggota dalam menanggulangi aksi unjuk rasa, pelatihan ini membentuk rasa kebersamaan dan soliditas anggota dalam melaksanakan tugas Sama-sama menderita Sama-sama senasib sepenanggungan ini akan terbentuk rasa kekompakan oleh karena itu, solidaritas bagian tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita dan harus dibentuk dan diimplementasikan bukan selogan, kata-kata semuanya harus dimulai dengan kebersamaan yang menyengsarakan atau yang membuat kita menjadi ingat. kemudian, pasukan yang hebat apapun yang namanya pasukan ditentukan oleh komandannya, kalo komandannya tidak peduli dengan anak buahnya tidak mau dengan latihan dan sebagainya, pasti pasukan itu kocar kacir kalau dihadapkan dengan situasi sebenarnya, seorang Napoleon bonaparte pernah berkata kalau engkau membangun pasukan 1000 ekor singa dan dipimpin dengan seekor anjing pasti pasukanmu berbuat dan bertindak ganasnya seperti anjing atau sebaliknya anjing dipimpin dengan seekor singa maka pasukanmu akan seperti singa, artinya semua tergantung pimpinannya, tapi yang sulit membangun pimpinan seperti singa bukan pekerjaan yang mudah, artinya tahu mengelola anak buah, berkorban untuk anak buahnya, mau berbuat yang terbaik untuk anak buahnya, mau memikirkan kesejahteraan anggotanya dan banyak mau mau yang lainnya. Pemimpin hanya satu yang boleh diambil yang lainnya tidak boleh diambil apalagi mengambil hak anggota dan sebagainya itu tidak jadi Singa tapi jadi kucing satu satunya yang boleh diambil oleh pemimpin adalah “TANGGUNG JAWAB” bukan hak anggota dan yang paling sulit adalah membangun Pemimpin seperti LION (singa) yakni perlu pengorbanan”, ucap jenderal Eko.

“Pelatihan ini juga bertujuan untuk melatih fisik anggota serta kesiapan anggota pada saat menghadapi unjuk rasa yang sebenarnya di lapangan,” tutur Kapolda Sumsel kepada awak media.

Selain itu juga, untuk mengingatkan kembali dalam gerakan maupun formasi Dalmas, dalam persiapan pengamanan massa dan mengantisipasi gangguan Kamtibmas lainnya yang terjadi di wilayah hukum yang melaksanakan pilkada 7 kabupaten nantinya.

“Pelatihan pengendalian massa ini dimulai dari latihan Dalmas awal yaitu tanpa menggunakan peralatan, sampai penggunaan peralatan seperti helm, tongkat serta tameng dan alat lainnya,” jelas Kapolda Sumsel.

Bahwa dalam pengendalian massa ini ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan oleh anggota saat di lapangan. Kegiatan dimulai dari tindakan preventif dengan menurunkan tim negosiator, hingga menggunakan peralatan pemecah massa seperti gas air mata yang harus sesuai dengan Standart Operational Procedur (SOP) di lapangan.

“Dengan pelatihan ini diharapkan seluruh personel paham dan mengetahui tahapan dalam pengendalian massa.” imbuhnya. (Hendri)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *