Relasipublik.com | Musi Rawas – Berdasarkan Laporan Warga Wono Sari An. SH, bahwa dana bantuan PKH milik nya dan Masyarakat Wono Sari di potong oleh Oknum Ketua PKH yang bernama Ita sebesar 130 ribu rupiah.
Dari dana yang ada sebesar 850 ribu hanya diterima sebesar 780 ribu rupiah. Dan di tambah lagi Pak SH ini disuruh membawa uang sebesar 40 ribu rupiah untuk biaya yang tidak jelas kegunaannya dan di tambah uang untuk beli materai sebesar 20 ribu. Rabu (20/01/21)
Pemotongan uang saat pencairan dana PKH tersebut dari uang yang semestinya di terima 850 ribu menjadi 780 ribu dan di haruskan menyetorkan uang 40 ribu juga yg tidak jelas kegunaannya.
Jelas sekali ini melanggar apa yang di perintahkan oleh bapak presiden bahwa tidak boleh memotong satu sen pun dana PKH dan akan dikenakan sangsi pidana
Menurut keterangan Pak SH bukan hanya dia saja yang mendapat pemotongan seperti itu, bahkan ada Ibu – ibu yg ikut melapor bahwa kartu mereka di tahan petugas dan sampai saat ini belum di kembalikan ke mereka .
Pak SH meminta agar Pihak – pihak terkait seperti Dinas Sosial dan APH dapat mengusut permasalahan ini keranah hukum, mengingat perintah Presiden bahwa dilarang memotong dana PKH walau pun satu sen. Jelas – jelas melanggar hukum jelasnya.
Warga Wono Sari cukup resah dengan pembagian PKH ini,di haruskan setiap penerima PKH harus melunasi iuran pln baru di kasih, Biaya penarikan di blirig(bank desa) dipotong sebesar 20 ribu, karpet telor harus di kembalikan ke waruq. Ini Jelas – jelas menyalahi aturan yg di tetapkan oleh Pemerintah.
Konfirmasi awak media relasipublik.com ke Rumah Ibu Ita sebagai Ketua PKH Wonosari membenarkan semua potongan sebesar 130 ribu dengan alasan untuk membagikan kepada yg layak tapi tidak dapat bantuan PKH, niat baik Ketua PKH Wono Sari dengan memaksa penerima PKH memotong dana mereka di protes keras oleh warga,
Masalah ini sudah di konfirmasi ke Dinsos Musi Rawas, akan segera memanggil pendamping PKH yang bernama rudi, untuk meminta keterangan selanjutnya. (Romadon)
