Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kota Palembang

Di Hari Ke-7 Ramadhan Pejabat Utama Polda Sumsel dan Satker Sholat Dzuhur Bersama

126
×

Di Hari Ke-7 Ramadhan Pejabat Utama Polda Sumsel dan Satker Sholat Dzuhur Bersama

Sebarkan artikel ini

Palembang relasipublik.com
—Di hari ketujuh Ramadhan 1444 Hijriyah Pejabat utama Polda Sumsel dan Personel Satker Mapolda Sumsel menggelar sholat dzuhur dilanjutkan Ramadhan indah bersama tausiyah  ustad Ahmadi Assaur dimasjid Assaadah Mapolda Sumsel K.M.4 Palembang Rabu 29 maret 2023

Nampak hadir pada kegiatan tersebut karorena Polda Sumsel Kombes Pol Agus Santosa SH SIK Kabid Propam Polda Sumsel Kombes Pol Agus Halimudin SIK MH Kabid Keuangan Polda Sumsel Kombes Pol Marsono SH para wadir Kabag serta PJU dan Personel Satker Polda Sumsel.

Dalam tausiyahnya ustad Ahmadi menyebutkan Ibadah puasa merupakan amaliah ibadah yang sudah lama ada, sebelum perintah syariat puasa Ramadan pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dalam Rukun Islam, ibadah puasa menempati urutan ketiga setelah syahadat dan mendirikan salat.
Sebelum masa Rasulallah SAW, Nabi Musa ‘alaihissalam melalukan puasa selama 40 hari. Sampai saat ini kaum yahudi tetap mengerjakan puasa meskipun tidak ada ketentuan khusus dalam mereka, seperti puasa selama seminggu untuk mengenang kehancuran Jerusalem, puasa hari kesepuluh pada bulan tujuh menurut perhitungan mereka dan berpuasa sampai malam.
Menurut Ibn Kasir, puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan berjimak disertai niat yang ikhlas karena Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung ujarnya

Dia menambahkan karena puasa mengandung manfaat bagi kesucian, kebersihan, dan kecemerlangan diri dari percampuran dengan keburukan dan akhlak tercela.
Ibadah puasa mempunyai dua tantangan yang sangat berat, sehingga menyebakan orang yang berpuasa hanya akan terjerumus dan terjebak pada haus dan lapar saja.tambahnya

Jika seorang yang berpuasa tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, yaitu nafsu faraj (birahi) dan nafsu lapar. Maka puasanya akan sia-sia dan kosong.tambah ustad Ahmadi

Didalam  Kitab Ihya Ulumiddin Karya Imam Al Ghazali, pentingnya puasa lahir dan batin (dzahiran wa batinan). Puasa memiliki dua dimensi yaitu, demensi lahir dan batin
“Puasa lahir adalah puasa dengan standar ilmu fikih (ilmu syariat) bagi orang awam,

sedangkan puasa batin adalah puasa dengan standar ilmu hakikat (ilmu mengolah hati atau dikenal dengan ilmu tasawuf) bagi orang khusus. Dalam Kitab Ihya Ulumiddin, bab keterangan tentang puasa, Abu Hamid Al-Ghazali menyatakan ada syarat untuk menjalani puasa Ramadlan secara lahir, dan syarat untuk menjalani puasa Ramadan secara batin.
Jadi untuk terpenuhinya syarat puasa lahir adalah dengan menjalankan aspek syariat tentang puasa, seperti berniat, tidak makan dan minum, khusus bagi anak remaja (belum nikah)  dan masturbasi, tidak berhubungan suami-istri di siang hari dan lain sebagainya.bebernya

Diakhir tausyiahnya untuk mendapatkan derajat puasa secara batin harus niat puasanya karena Allah, mengendalikan nafsu-nafsu yang ada dalam organ tubuh, munajat dan dzikrullah, dan terus memelihara takwa kepada Allah SWT.
Bahkan jauh sebelum datang ramadhan kita selalu  doa menyambut bulan Rajab dan agar disampaikan umur hingga Bulan Ramadhan agar bisa beribadah puasa di bulan penuh berkah itu.ucapnya

Bismillahirrahmanirrahiim
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ

Artinya :
Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” tambahnya

Oleh karenanya dimulai  Bulan Rajab, merupakan salah satu dari bulan haram yaitu bulan yang dimuliakan . Allah Ta’ala berfirman bacanya

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Yang artinya Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36) tutupnya ****..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *