Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Sumatera Selatan

Askolani Tanggapi Keprihatinan Banyak Pihak, Terapkan Pembelajaran Tatap Muka di Zona Kuning

84
×

Askolani Tanggapi Keprihatinan Banyak Pihak, Terapkan Pembelajaran Tatap Muka di Zona Kuning

Sebarkan artikel ini

SUMSEL | RELASIPUBLIK.COM – Bupati Banyuasin H. Askola akhirnya memberikan tanggapan terkait ucapan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru yang menyayangkan  diterapkannya pembelajaran tatap muka di Banyuasin yang masih dalam Zona Orange penyebaran COVID-19.

 

H. Askolani mengatakan, bahwa diambilnya kebijakan pembelajaran tatap muka karena secara geografis Banyuasin itu agak beda dengan daerah-daerah lain, dimana daerah-daerahnya terpisah-pisah. kamis, (27/08/2020) kemarin.

 

“Ketika Banyuasin masih zona orange ke kuning, orang menganggap seluruh Banyuasin itu zonanya orange kuning padahal itu tidak, itu hanya beberapa titik saja dan semuanya itu sudah hijau bahkan putih,” ujarnya.

 

H. Askolani mencontohkan, seperti Pangkalan Balai dan Karang Agus Ilir itu perjalanan panjang bisa 3 jam. Karang Agung Ilir, Tungkal Ilir Ilir, Pulau Rimau itu sudah Zonanya Putih bukan hijau lagi, agak beda dengan di Palembang maupun kabupaten kota lainnya.

 

“Daerah lain berupa satu hamparan, begitu berstatus sebagai zonanya orange kuning, maka daerah tersebut sulit untuk menghindar, sedangkan Banyuasin punya geografi luas, lebar dan inilah alasan diambil kebijakan,” jelasnya.

 

Kemudian H. Askolani mengatakan saya sudah berkeliling Banyuasin baik secara langsung maupun tidak langsung baik lewat Sosmed dan telepon. Dirinya mendapatkan tanggapan, hampir semua masyarakat meminta anaknya itu masuk sekolah.

 

“Kebijakan ini bukan sembarangan kita ambil kebijakan, kita lakukan penelitian kepada anak-anak, mereka kangen sekolah, guru-guru dan teman-temannya. Kita tanyakan dengan guru juga mereka ingin tatap muka hampir semua, walau ada sedikit persentasenya yang tidak setuju, kita tanyakan wali murid juga hampir semua mayoritas setuju,” jelasnya.

 

“Ini menjadi pertimbangan kami dengan meminta pendapat juga dari Dandim, Kapolres dan PGRI juga tidak masalah yang penting disiplin protokol COVID-19, dan penerapannya juga mengikuti aturan dari Kementerian,” ucapnya.

 

Mengenai kaitannya dengan tanggapan dari Provinsi tentang sikap Gubernur Sumsel  Herman Deru, Askolani mengatakan itu hanya bentuk kekhawatiran sebagai pemimpin.

 

“Itu wajar kalau mereka (Pemprov/Gubernur Sumsel) punya rasa kekhawatiran, sebagai Bupati kami bertanggungjawab atas dan ini juga kita lakukan evaluasi, kebijakan ini Saya pikir sudah komprehensif,” pungkasnya. (Rn).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *