Relasipublik.com | Indragiri Hulu – Pelantikan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Indragiri Hulu (Inhu), Ade Agus Hartanto dan Hendrizal, menjadi tonggak awal kepemimpinan baru hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Pasangan yang diusung oleh Koalisi Perubahan tersebut berhasil memperoleh mandat rakyat dan kini resmi menakhodai Inhu untuk lima tahun ke depan.
Namun demikian, pasca pelantikan, tensi politik di lapangan belum sepenuhnya mereda. Friksi antarpendukung, isu pengelompokan sosial, hingga pembatasan komunikasi lintas simpatisan masih mewarnai dinamika masyarakat. Fenomena ini memantik keprihatinan sejumlah tokoh, salah satunya Thabrani Al-Indragiri.
Thabrani, tokoh masyarakat yang juga merupakan keturunan langsung keluarga Kerajaan Indragiri—dengan ibunya bergelar “Encik” dan berasal dari kawasan pemakaman raja-raja Indragiri—menyerukan agar pemimpin terpilih segera mengakhiri narasi kontestasi dan menjelma menjadi pemimpin untuk semua kalangan.
“Begitu dilantik, maka tanggung jawabnya bukan lagi kepada tim sukses atau simpatisan tertentu, tapi kepada seluruh warga Kabupaten Indragiri Hulu. Ini bukan lagi tentang 01, 02, atau 03, tapi tentang bagaimana masa depan Inhu dibangun bersama,” ujar Thabrani dalam pernyataan resminya, Selasa (15/4).
Ia mengingatkan bahwa Inhu memiliki akar sejarah yang kuat sebagai pusat peradaban Melayu. Kerajaan Indragiri pernah berdiri selama lebih dari delapan abad, dipimpin oleh 25 orang sultan, dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Inhu, Inhil, hingga Kuantan Singingi.
“Tanah ini bukan tanah kosong sejarah. Ini tanah berdarah, tanah bermarwah. Kepemimpinan hari ini harus menghormati daulat para pendahulu, bukan justru mencederainya dengan konflik horizontal,” tegas Thabrani.
Dalam pandangannya, pembangunan yang inklusif hanya bisa terwujud bila seluruh elemen masyarakat dirangkul. Ia menekankan bahwa politik elektoral harus berhenti saat pemimpin resmi dilantik. Selanjutnya, yang dibutuhkan adalah rekonsiliasi dan kolaborasi lintas sektor.
“Kalau masyarakat masih terkotak-kotak, pembangunan tidak akan pernah maksimal. Merangkul itu bukan strategi politik semata, melainkan syarat mutlak untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,” tambahnya.
Dukungan terhadap seruan Thabrani juga datang dari kalangan generasi muda. Tokoh muda Indragiri, Deni Saputra, menyampaikan bahwa keberhasilan Ade-Hendrizal sebagai pemimpin bukan hanya ditentukan oleh program kerja, tetapi juga oleh kemampuan mereka menyatukan masyarakat yang sempat terbelah akibat perbedaan pilihan politik.
“Kita semua ingin perubahan yang nyata. Tapi perubahan tidak akan pernah terwujud jika pemimpin masih memilah-milah siapa yang layak diajak bicara. Saatnya kita bersatu, menyulam kembali benang kebersamaan yang sempat putus,” ujar Deni.
Ia juga mengimbau seluruh tim sukses pasangan calon yang bertarung di Pilkada Inhu 2024 agar menahan diri, menghentikan sindiran, dan lebih mengedepankan semangat rekonsiliasi demi kebaikan bersama.
“Kemenangan ini bukan milik satu kelompok. Ini kemenangan rakyat. Mari kita kawal bersama untuk Indragiri Hulu yang lebih adil, damai, dan maju,” tutup Deni (EY)