Relasipublik.com | Lahat, – Bertempat di ballroom hotel Santika Lahat, Senin (03/11/2025) dilaksanakan kegiatan Merajut toleransi di Era digital menciptakan gen Z bertoleransi dan bermoderasi .
Kegiatan yang di laksanakam forum antar umat beragama dan badan kesbangpol Lahat di ikuti 175 peserta dari 18 SMA/ SMK sederajat di kabupaten Lahat dan 5 narasumber yaitu H. Haerudin,SAg, Catur Sasmito SPd, Setyo Dodo Utomo SAg, H.Muliansyah SAg dan Drs H. M Gandil MM.
Kaban Kesbangpol kabupaten Lahat Raswan Ansori SE MM memyampaikan kegiatan
Merajut toleransi di era digital menciptakan gen Z bertoleransi dan bermoderasi
Dasar pelaksanaan kegiatan yaitu : Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia yang menjamin kebebasan beragama berpendapat serta hak untuk hidup damai dalam keberagaman, Peraturan Menteri Dalam Negeri Peraturan Menteri Agama nomor 18 tahun 2019 tentang moderasi beragama yang menekankan pentingnya keseimbangan antara keyakinan pribadi dan sikap toleransi terhadap perbedaan. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan karakter yang mengarahkan pembentukan karakter bangsa melalui nilai-nilai religius nasionalis Mandarin gotong royong dan integritas.
” Adapun tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan literasi digital dan wawasan kebangsaan bagi generasi muda agar mampu menyaring informasi dengan baik, mendorong tumbuhnya karakter toleran dan moderat yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Membangun Sinergi antara pemerintah, tokoh agama dan masyarakat dalam menjaga kerukunan serta memperkuat persatuan di Kabupaten Lahat. Sesuai dengan tema kegiatan ini adalah Merajut toleransi di era digital menciptakan gen Z bertoleransi dan moderasi”, ucap Raswan.
Bupati Lahat Bursah Zarnubi SE menyampaikan karena kemajuan zaman semakin lemahnya rasa persatuan juga semakin lupa sejarah Indonesia, jadi kegiatan ini. dalam rangka gen Z memelihara toleransi dan bermoderasi dalam kehidupan berbangsa bernegara.
“Jadi tugas adik adik, tugas kita bukan merajut lagi, tugas kita saat ini memelihara toleransi, memjaga persatuan membangun toleransi dan moderasi. Nah di sini peran anak anak gen Z mulai lah sesuatu yang baru buat jaringan diskusi sama teman teman ini dalam membuat persatuan dan toleransi . Seorang itu akan baik bila agamanya baik dan akan rusak bila agamanya tidak baik.”, ucap Bursah.
“Di Era digital ini banyak konten di medsos yang tidak terkontrol, jadi era digital harus hati hati tapi tehnik digiital itu kita harus tau .karena itu mamfaatkan lah smartphone untuk sebuah kegiatan, kita bisa dapat ilmu pengetahuan adanya inovasi. Kita tidak boleh mati di zaman digital. Gunakan smartphone itu untuk pelajaran jadikan smartphone perpustakaan dunia “, tuturnya.
Ditambahkannya, Generasi Z perlu memiliki kemampuan untuk membedakan antara informasi yang benar dan yang bersifat hoax literasi digital menjadi senjata utama dalam menghadapi berbagai tantangan di era digital ini.
Generasi muda memiliki posisi strategis jika bisa memafaatkan peluang dengan bijak dan menghadapi tantangan dengan literasi dan sikap terbuka mereka dapat menjadi agen perubahan dalam memperkuat toleransi di era digital .
Kegiatan di lanjutkaan pemaparan materi oelh narasumber di akhir kegiatan juga ada sesi tanyajawab. (EY)
















