Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kota PalembangSumatera Selatan

Akbar Alfaro : Musdalub XIV HIPMI Sumsel dinilai Tidak Sesuai AD ART

129
×

Akbar Alfaro : Musdalub XIV HIPMI Sumsel dinilai Tidak Sesuai AD ART

Sebarkan artikel ini

Relasipublik.com | Palembang – Musdalub ke-XIV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumsel dan pemilihan BPD HIPMI Sumsel periode 2020-2023 digelar di Hotel Excelton, Sabtu (21/11/2020), berlangsung ricuh karena ada beberapa anggota HIPMI Sumsel menilai Musdalub tersebut tidak sesuai AD ART atau cacat hukum. Kericuhan yang terjadi disayangkan oleh Ketua Umum BPD HIPMI periode 2016-2019 Akbar Alfaro.

Akbar Alfaro mengatakan, masa pengurusan dirinya di HIPMI Sumsel sudah selesai. Semasa dirinya menjadi Ketum BPD HIPMI Sumsel, sudah mengantarkan HIPMI Sumsel mencapai prestasi baik dari sisi internal dan eksternal. Selain itu, pihaknya sudah menumbuhkan bibit-bibit HIPMI Sumsel.

“Untuk para pengurus yang sudah mendampingi saya, tidak ada batasan umur, saya ucapkan banyak terima kasih. Sudah banyak sumbangsi dari pengurus HIPMI Sumsel dan BPC selama kepengurusan saya. Terima kasih, tanpa mereka HIPMI Sumsel tidak bisa seperti saat ini,” bebernya, saat diwawancarai di Cafe, Resto Guns, Jalan Tasik Kambang Iwak Palembang, malam Sabtu (21/11/2020).

Menurutnya, HIPMI Sumsel sudah dirasakan banyak bermanfaat bagi semua sektor ekonomi, sosial dan budaya.
“Musda yang tadi katanya diselenggarakan legitimate. Ada dinamika terjadi, ini membuktikan dimasa kepengurusan saya dan Ketum pendahulu sebelumnya, HIPMI Sumsel semakin besar. Buktinya banyak kader HIPMI yang berminat menahkodai HIPMI Sumsel,” katanya.

Dia menuturkan, dinamika yang terjadi hal yang biasa. Bumbu-bumbu, kita anggap itu proses. Karena eksistensi HIPMI dipandang masyarakat luas.Terbukti HIPMI Sumsel ada daya tarik.

“Jika tidak dinamika, tidak dilihat orang, Dinamika ini proses organisasi. Saya Ketum HIPMI Sumsel periode 2016-2019 menilai riak-riak itu proses yang ada dasarnya. Tadi ada sahabat kami yang mempertanyakan agar Musda sesuai aturan. Ini organisasi pengusaha, kami mempertanyakan pelaksanaan Musda harus sesuai aturan AD ART, kita dak galak diadu domba, Karena HIPMI ini berdasarkan persaudaraan,” paparnya.

“Dari tadi ada perdebatan, saya yang menjabat tiga tahun lebih miris juga dengan kejadian tadi. Tidak ada sejarah HIPMI bergeser marwahnya. Kita mengutamakan musyawarah dan mufakat. Karena setiap persoalan ada jalan keluarnya. Ada pendapat senior-senior yang membesarkan HIPMI Sumsel terkait Musda tadi,” urainya.

HIPMI mengantarkan kami sesuai koridor dan aturan organisasi. Kami tidak ada kepentingan, rasa kepedulian terhadap organisasi ini adalah panggilan jiwa, tadi mempertanyakan yang tidak lazim.
Tidak sesuai aturan yang berlaku. Do’akan kami pengurus lama, masuk purnabakti, Pensiun mau meninggalkan kenangan yang bagus, Ini yang kami perjuangkan.

“Organisasi ini kami jalani dengan senang hati. Organisasi ini harus sesuai koridor, agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai. Kami meninggalkan warisan, trah di HIPMI menjadi kenangan yang baik. Jangan sampai HIPMI yang dibangun senior, menghasilkan produk gagal yang tidak sesuai aturan,” tandasnya.

Dia menuturkan, HIPMI ini heterogen, organisasi pengusaha independen. HIPMI tidak berpolitik, HIPMI murni organisasi pengusaha.

“Awal Dari zaman pendiri, tidak ada politik. HIPMI organisasi pengusaha muda untuk seluruh kalangan. Kalau ada isu HIPMI eksklusif, itu tidak benar. Seluruh bidang usaha tergabung di HIPMI dan terbuka untuk siapa saja,” pungkasnya. (Ocha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *