Sumsel.relasipublik.com | Palembang,
— Sejak awal pandemi Covid-19, Masjid yang ada diSumatera selatan sala satunya Masjid Aljihad yang berlokasi dijalan Ariodillah Palembang pada Ramadan tahun lalu bahkan sampai melarang salat berjamaah di masjid Aljihad tersebut dan diminta kepada Jamaahnya untuk beribadah di rumah masing masing ,Masjid hanya mengumandangkan adzan sebagai penanda waktu salat tanpa ada salat berjamaah, termasuk tarawih,ucap Kabid Humas Polda Sumsel Kombes pol Supriadi,MM diruang kerjanya. Selasa,(20/04/2021)
Dan di tahun kedua Ramadhan di masa pandemi, Masjid Aljihad Jalan Ariodillah Palembang yang jaraknya -+ 150 Meter dari Mapolda Sumsel mulai lebih longgar dalam penerapan Salat berjemaah. Hanya saja, protokol kesehatan masih tetap dilakukan secara ketat.
Pada pelaksanaan Salat Tarawih di Masjid Aljihad , jarak antar jemaah sangat terlihat. Setiap jemaah diberi tanda khusus posisi boleh ditempati untuk salat,masjid yang struktur pengurusnya dibawah Ketua yayasan Masjid Aljihad DR.H.firdaus Basuni, dengan Ketua Masjid.Aljihad Sahril Zaman SE ,MSI.
Sementara itu saat diwawancarai awak media Ketua Peribadatan Ustad Bayumi S Ag menjelaskan penerapan protokol kesehatan tak menghalangi semua rangkaian ibadah di masjid ini. Masjid yang terletak di Jalan Ariodillah, Kota Palembang ini juga melaksanakan kegiatan Ramadan lainnya.
“Tak hanya menjaga jarak, tapi semua kegiatan kita batasi misalnya ayat alquran yang dibaca saat tarawih dipintakan kepada imam ayat ayat Pendek kita patuh dan ikuti aturan Prokes, jangan berlama lama berkumpul apalagi tempat tertutup “,kata Ustad Bayumi.
Masjid ini juga menyediakan menu berbuka puasa. Tak hanya itu, pengurus masjid juga menyediakan makanan sahur bagi yang beritikaf.
“Pandemi Covid-19 tetap menjadi kewaspadaan kita sehingga ibadah-ibadah Ramadan tahun ini kita laksanakan dengan mengantisipasi penularan virus tersebut,” paparnya.
Di setiap kegiatan ibadah Ramadan, takmir masjid selalu mengingatkan jemaah agar menerapkan prokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan.
Takmir masjid juga sering meminta jemaah membawa sajadah atau alas salat dari rumah. Meski jemaah diatur jaraknya, masjid dua lantai ini masih bisa menampung 500 sampai dengan 800 jemaah. Sehingga kemungkinan jemaah membludak bisa diminimalisir. Soal kebersihan, Bayumi menyebut masjid ini rutin dipel dengan bahan disinfektan.
Jarak antar jemaah di Masjid Aljihad, diberi tanda khusus.Bayumi menyebutkan, di pintu masuk masjid sudah disediakan pengukur suhu tubuh otomatis masing-masing untuk jamaah laki-laki dan jamaah perempuan. Jamaah yang memiliki suhu tinggi tentu saja dilarang memasuki area masjid.
“Jika selesai salat alami gejala mirip covid, kita minta jamaah untuk segera melapor ke takmir,” katanya.
Selain itu, di setiap tempat wudhu juga disediakan sabun untuk cuci tangan. Sabun yang disediakan juga telah memenuhi standar pencegahan penularan Covid-19.
“Jika tidak bawa masker atau memakai masker tidak standar seperti masker scuba, kami dari takmir masjid juga menyediakan masker medis secara gratis,” papar Bayumi.
Saat pelaksanaan ibadah, takmir masjid akan selalu menegur jemaah yang melanggar protokol kesehatan. Jemaah yang membuka masker atau posisinya tidak berada di titik salat yang seharusnya akan ditegur.
“Sebelum Kultum atau ceramah jelang Salat Tarawih, pengurus takmir menyampaikan beberapa pengumuman salah satunya soal protokol kesehatan dan penerapan new normal di masjid,” katanya.
Penerapan prokol kesehatan di masjid-masjid yang menggelar kegiatan Ramadan memang masih minim. Beberapa masjid bahkan ada yang tidak mengatur jarak meski mewajibkan jemaahnya menggunakan masker.
Meski demikian, masjid-masjid yang tetap teguh menerapkan upaya pencegahan Covid-19 patut diapresiasi. “Sebab Islam adalah agama keselamatan,” pungkasnya. (Hendri)