Sumsel.relasipublik.com | Palembang – Ketua DPD BKPRMI kota Palembang, H.M Ifan Fahriansyah M.Kes mengatakan, Alhamdulillah hari ini dapat melaksanakan khitan bagi mualaf. Ini adalah salah satu program BKPRMI Kota Palembang, saat di wawancarai di Klinik Umat Talang Kelapa, Jumat (26/3/2021)
“Kita DPD BKPRMI Kota Palembang bekerjasama dengan pusat khitan klinik umat melaksanakan khitan bagi mualaf. Mudah-mudahan nanti kami bisa menjadi sarana bagi saudara yang memeluk agama Islam, karena khitan salah satu syariat dalam agama Islam,” ujarnya.
Ifan menuturkan, khitan ini dilakukan kepada mualaf dengan usia di atas17 tahun. “Kita menanyakan status mereka, agar tidak menimbulkan persepsi salah persepsi karena hal ini sangat sensitif karena ada kaitannya dengan sara.Kami memastikan adalah yang khitan memeluk Islam dengan keinginan dan kesadaran sendiri. Bahkan ada beberapa ada kisah-kisah alat bertemu dengan Rasulullah dan dan masuk agama Islam dan mendapat petunjuk Islam,” katanya.
“Mualaf yang dikhitan disini, ada yang tau dari media. Karena dari media, mereka banyak tahu, siapapun mualaf kami siap mengkhitan dan siap membantu serta memberikan hadiah kepada mualaf yang sudah berkhitan,” tuturnya.
Ketika ditanya klinik tempat khitan, Ifan mengatakan, sementara ini ada 3 titik yaitu klinik umat di Talang Kelapa, Klinik Umat di Gandus Dokter Budi, dan Klinik Umat Insan Mulia di Kuto.
“Petugas khitan kita banyak dan kita juga pernah menghitam sebanyak 300 orang dalam satu hari,” ucapnya.
Sementara itu, Kiagus Muhammad Fauzi sebagai ketua ketua Yayasan PLN Baitul Maal PLN wilayah unit induk Sumatera Selatan Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu menambahkan, pihaknya senang dapat hadir dalam sunatan massal mualaf ini.
“Mereka yang menjadi mualaf ini, mendapat hidayah. Kami sangat bersyukur bisa kesini memberikan bingkisan, kita sebagai Muslim dan menjadi kekuatan kita sebagai Muslim harapannya mudah-mudahan menjadi motivasi kita bersama,” katanya.
Mualaf yang dikhitan, Budi mengatakan, kewajiban seorang muslim bagi pria untuk khitanan.
“Saya sekitar 2019 saya masuk Islam dan awalnya orang tua tidak mendukung saya masuk Islam.Karena Allah adalah kewajiban nomor satu menurut saya baru orang tua,” katanya.
“Hidayahnya sudah cukup lama sehingga kita harus berserah diri dan percaya sama Allah. Saya mengetahui tempat hitanan klinik umat tahunya dari teman saya,” pungkasnya.(Ocha)