Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kabupaten Lahat

Di Pandemi Covid-19, Produksi Batubara di Lahat 2020 Turun

128
×

Di Pandemi Covid-19, Produksi Batubara di Lahat 2020 Turun

Sebarkan artikel ini

Relasipublik.com | Lahat – Produksi Batubara pada tahun 2020 sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019, hal tersebut dampak pandemi covid-19 ditambah lagi harga jual batubara yang mengalami penurunan.

Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam (SDA) Setda Pemkab Lahat Saifullah Aprianto kepada wartawan menuturkan, dari data yang disandingkan dengan data Provinsi dan data hasil kelapangan Pemkab Lahat sedikit mengalami penurunan dari segi produksi batubara.

“Dari data kita yang kita dapat ini, pada tahun 2020 per September lalu 15,7 Juta Ton sedangkan pada tahun 2019 total keseluruhan sekitar 20 juta ton,” ungkap kepada wartawan di Kantor Sekretariat Daerah Pemkab Lahat, Rabu (27/1).

Memang dikatakan Aprianto, produksi batubara pada tahun lalu sedikit berkurang bahkan aktifitas perusahaan banyak yang mengalami slow down ditambah lagi dengan Work From Home (WFH), belum lagi harga jual batubara yang sangat berdampak besar kepada perusahaan tambang.

“Dari data jumlah produksi bisa diprediksi mengalami penurunan sekitar 2 jutaan ton, karena memang banyak faktor yang mengalami penurunan bukan hanya dampak dari Covid-19 maupun harga jual batubara ditambah lagi faktor cuaca juga menjadi pendukung,” jelasnya.

Sedangkan dilanjutkannya, di Kabupaten Lahat ada 33 Perusahaan Tambang Batubara namun hanya 19 perusahaan termasuk Bukit Asam yang berproduksi sedangkan sisa masih belum produksi.

“Perusahaan yang belum berproduksi sendiri tentu saja kita belum mengathui secara pasti penyebabnya karena sekarang ini bukan lagi kewenangan penuh Pemerintah Daerah (Pemda),” katanya.

Hanya saja dirinya berharap kepada semua perusahaan tambang batubara untuk berkoordinasi dengan Pemda meskipun regulasi mengenai Perusahaan pertambangan sudah kembali ke Pemerintah Pusat.

“Memang secara wilayah perusahaan tambang masuk di Kabupaten Lahat, namun manakala ada konflik tentu saja kita yang disini yang ikut menyelesaikannya. Itulah kenapa saya harap koordinasi dengan kita Pemkab Lahat,” ujarnya. (EY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *