Palembang, – relasipublik.com
Dalam Kegiatan Rapat Koordinasi Pupuk Bersubsidi Dan Penguatan Peranan Komisi Pengawasan Pupuk Dan Pestisida (KP3) Provinsi Sumsel Di Hotel Novotel. Selasa (31-01-2023)
“Kepala Dinas Pertanian Dr. Ir. H. R. Bambang Pramono, M.Si., mengatakan Tahun 2023 ini Alhamdulillah meningkat 107% menjadi 250.000 ton sedangkan npk-nya itu di Tahun 2022 adalah 99.000 ton di tahun 2023 meningkat 89,4% menjadi 188.000 ton. Yang menjadi persoalan adalah saat ini yang baru dilakukan input alokasi oleh 17 Kabupaten Kota itu baru mencapai ureanya 150.000 ton, sedangkan NPK sudah mendekati 80.000 ton, sudah mendekati daripada alokasi. Maka dari itu di dalam kesempatan rapat inilah kita bersama-sama, seperti yang disampaikan Gubernur bahwa komisi pengawasan pupuk pestisida melalui Pak sekda Provinsi dan Kabupaten kota yang anggotanya adalah kejaksaan, kepolisian dinas terkait yang mengurusi pangan, itu mendorong untuk segera dilakukan kembali input. Padahal inputnya ini sebenarnya sudah ditutup dan tapi insyaallah dengan adanya pengajuan kita melakukan input lagi, insyaallah Kementerian Pertanian melalui dirjen PSP itu akan membuka kembali, sudah ditutup kemarin karena sudah diberikan perpanjangan, perpanjangan terus oleh Pak dirjen ya terakhir kemarin masih diperpanjang di bulan Desember terakhir bahkan Januari.
Tetapi setelah ditutup ini ternyata Sumatera Selatan dari alokasi 250.000 ton urea itu baru Teralokasi 150 ribuan, maka darinini kita meminta nanti bersama-sama dengan 17 kabupaten kota melalui komisi pengawasan pupuk pestisida, mengajukan kembali untuk dibuka kembali input alokasi pupuk subsidi, inilah makanya Bapak Gubernur mengangkat 1400 pendamping peningkatan ekonomi pertanian tanaman pangan dan 240 di perkebunan, “ujarnya.
Bapak Bambang menuturkan bahwa yang saat ini baru mendapat pupuk subsidi kan di dua sektor, itu yang pangan dan perkebunan, kalau pertanyaan tanaman pangan itu padi jagung kedelai terus bawang putih bawang merah yang untuk di sektor hortikulturanya nah itu makanya dilakukan penginputan oleh ppap, kalau petanikan yang mereka boleh dikatakan masih belum paham teknologi belum bisa menginput, makanya pendampingan ppap inilah bersama penyuluh di 17 kabupaten kota, menyebabkan alokasi kita meningkat,”pewarta.(Robi)
















