Palembang, RelasiPublik.com – Kapolda Sumsel, Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK pimpin upacara penutupan pendidikan dan pelantikan serta pengambilan simpah siswa Diktukba Polri Gelombang II tahun 2022, di lapangan Anton Sujarwo SPN Polda Sumsel, Rabu (21/12).
Irjen Pol Rachmad mengatakan, upacara pada hari ini menandakan telah berakhirnya seluruh rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan pembentukan bintara polri gelombang II tahun anggaran 2022, yang diselenggarakan di sepolwan, Pusdik Brimob dan Pusdik Polair Lemdiklat Polri serta di 31 SPN Polda.
“Dengan demikian jumlah anggota kita (Polri,red) telah bertambah 10.507 personel bintara remaja polri, yang terdiri dari 10.004 polisi laki-laki dan 503 polisi wanita,” katanya kepada wartawan
Dari jumlah tersebut, maka sebanyak 9.407 akan melaksanakan tugas sebagai bintara polisi tugas umum, 500 bintara brimob dan 100 bintara Polair. saya mengucapkan selamat kepada para bintara remaja polri yang telah berhasil menyelesaikan seluruh,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, bahwa hakekat pendidikan dalam membentuk anggota polri bukan saja memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan pada tugas UMUM, brigade mobil dan Polair semata. namun lebih dari itu yang utama, dan pertama adalah membentuk anggota polri yang beriman dan bertakwa kepada tuhannya dan memiliki akhlak yang mulia.
karena sesungguhnya pendidikan itu untuk memuliakan manusia. dan sungguh mulia tugas polisi dengan memelihara rasa aman, menjaga kemanusiaan agar manusia menghormati manusia yang lain, dan mewujudkan kepatuhan warga berbagai aturan agar tetap lestari peradaban umat manusia di atas planet bumi ini.
“Mari kita songsong kemuliaan itu dengan mencintai tugas yang diberikan menjadi sebuah kehormatan, selalu ingin berbuat yang terbaik kepada warga dan selalu ingin membuat bangga kepada bangsanya,” aku dia.
Kalian juga akan ditempatkan diseluruh wilayah indonesia dengan berbagai keberagamannya. Mari kita rawat dan menjadi perekat keberagaman itu. Dengan menjaga soliditas dan sinegitas dengan TNI dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta keutuhan NKRI,” jelasnya saat membacakan Amanat Kalemdiklat Polri.
Saat ini polri sedang dihadapkan dengan menurunnya tingkat kepercayaan publik kepada polri yang disebabkan kasus yang melibatkan perwira tinggi polri dan kasus yang berkaitan dengan masalah moral, gaya hidup yang hedonis, dan etika perilaku yang menyakiti hati rakyat.
“Oleh karena itu, dalam rangka mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kita, Polri menerapkan strategi quick wins presisi dengan tiga strategi untuk memperbaiki hubungan Polri dengan publik melalui optimalisasi kegiatan interaksi pada area publik, optimalisasi manajemen media untuk menjelaskan kinerja, dan zero penyimpangan personel,” tutupnya.( Robi)